Rabu, 10 Juli 2013

project manager dan project leader



Metode Prototyping Dalam Pengembangan Sistem Informasi

1.     Pengertian
Proses pengembangan sistem seringkali menggunakan pendekatan prototipe (prototyping). Metode ini sangat baik digunakan untuk menyelesesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009).
Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O'Brien, 2005).
Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user.

2.     Kelebihan dan Kekurangan
Keunggulan prototyping adalah :
1)     Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2)     Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3)     Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.
4)     Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5)     Penerapan menjadi lebih  mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Sedangkan kelemahan prototyping adalah :
1)     Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.
2)     Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.
3)     Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik.

3.     Bentuk Prototipe
Berdasarkan karakteristiknya prototipe sebuah sistem dapat berupa low fidelity dan high fidelity. Fidelity mengacu kepada tingkat kerincian sebuah sistem (Walker et al, 2003).
Low fidelity prototype tidak terlalu rinci menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan kosep perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi, tidak memperlihatkan secara rinci operasional sistem, mendemostrasikan secara umum feel and look dari antarmuka pengguna dan hanya menggambarkan konsep pendekatan secara umum (Walker et al, 2003).
High fidelity protoype lebih rinci menggambarkan sistem. Prototipe ini mempunyai interaksi penuh dengan pengguna dimana pengguna dapat memasukkan data dan berinteraksi dengan dengan sistem, mewakili fungsi-fungsi inti sehingga dapat mensimulasikan sebagian besar fungsi dari sistem akhir dan mempunyai penampilan yang sangat mirip dengan produk sebenarnya (Walker et al, 2003).
Fitur yang akan diimplementasikan pada prototipe sistem dapat dibatasi dengan teknik vertikal atau horizontal. Vertical prototype mengandung fungsi yang detail tetapi hanya untuk beberapa fitur terpilih, tidak pada keseluruhan fitur sistem. Horizontal prototype mencakup seluruh fitur antarmuka pengguna namun tanpa fungsi pokok hanya berupa simulasi dan belum dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya (Walker et al, 2003).

4.     Proses Pembuatan Prototipe
Proses pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang yang menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan tradisional. Prototipe dievaluasi beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan protipe tersebut diterima. Gambar di bawah ini mengilustrasikan proses pembuatan prototipe :


Langkah-Langkah Prototyping

a.  Analisis Kebutuhan Sistem
Pembangunan sistem informasi memerlukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan timbulnya ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi. Analisis dilakukan untuk melihat berbagai komponen yang dipakai sistem yang sedang berjalan meliputi hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia. Analisis juga mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian (O'Brien, 2005).
Selanjutnya melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan (Mulyanto, 2009).
Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).
Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain :
1)     Masukan yang diperlukan sistem (input)
2)     Keluaran yang dihasilkan (output)
3)     Operasi-operasi yang dilakukan (proses)
4)     Sumber data yang ditangani
5)     Pengendalian (kontrol)

Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Tahap analisis kebutuhan sistem memerlukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan sistem dengan mendefinisikan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh sistem tersebut kemudian menentukan kriteria yang harus dipenuhi sistem. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan atau reliabilitas (Mulyanto, 2009).

b.  Desain Sistem
Analisis sistem (system analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem  (system design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi fungsional. Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses dengan tujuan menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007).
Desain sistem akan menghasilkan paket software prototipe, produk yang baik sebaiknya mencakup tujuh bagian :
1)     Fitur menu yang cepat dan mudah.
2)     Tampilan input dan output.
3)     Laporan yang mudah dicetak.
4)     Data dictionary yang menyimpan  informasi pada setiap field termasuk panjang field, pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang digunakan.
5)     Database dengan format dan kunci record yang optimal.
6)     Menampilkan query online secara tepat ke data yang tersimpan pada database.
7)     Struktur yang sederhana dengan bahasa pemrograman yang mengizinkan pemakai melakukan pemrosesan khusus, waktu kejadian, prosedur otomatis dan lain-lain.

c.  Pengujian Sistem
Paket software prototipe diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga dapat diterima pemakainya (O'Brien, 2005). Pengujian sistem bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009).
Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :
1)     Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
2)     Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
3)     Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
4)     Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non fungsional.
5)     Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi.
6)     Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir pembuatan program.
Pengujian sistem informasi berbasis web dapat menggunakan teknik dan metode pengujian perangkat lunak tradisional. Pengujian aplikasi web meliputi pengujian tautan, pengujian browser, pengujian usabilitas, pengujian muatan, tegangan dan pengujian malar  (Simarmata, 2009).
Penerimaan pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan mengukur kepuasan user terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran kepuasan meliputi tampilan sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user, kecepatan dan ketepatan sistem untuk menghasilkan informasi yang diinginkan user. Ada beberapa model pengukuran kepuasan user terhadap sistem, diantaranya adalah Technology Acceptance Model (TAM), End User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF) Analysis dan  Human Organizational Technology (HOT) Fit Model.
Salah satu model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa berbeda dan tidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan adalah End User Computing (EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan user terhadap aspek teknologi meliputi aspek isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000).


d.  Implementasi
Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta  interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.

5.      Alat Perancangan Sistem
Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan  alat perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan diagram arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram relasi entitas (entity relationship) dan kamus data (data dictionary).
a.      Diagram Aliran Data
Diagram aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi grafik yang menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses. Diagram ini menunjukkan aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat diatur detailnya sesuai dengan kemampuan pemahaman pemakai. DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).
b.     Diagram Arus Sistem
Diagram arus sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan untuk menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem informasi dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program (Ladjamudin, 2005).
c.      Diagram Relasi Entitas
Diagram relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang terintegrasi (Ladjamudin, 2005).
d.     Kamus Data
Kamus data adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database (Ladjamudin, 2005).

Labels: prototipe, protoyping, simrs, sistem informasi, software, Teknologi
Serach : http://abhique.blogspot.com/2012/11/metode-prototyping-dalam-pengembangan.html









PROJECT MANAGER

Peran dari seorang Project Manager
Seorang project manager mempunyai tanggung jawab dan tugas yang bermacam-macam, tidak hanya terfokus pada hal-hal yg teknis sifatnya.
Bagaimana layaknya seorang project manager harus mempunyai kemampuan membuat tim proyek agar tetap solid, mampu memonitor dan mengontrol budget dengan membuat bar chart & critical path serta mempunyai kemampuan analisis resiko yang baik.
Berikut kita jabarkan peran dari seorang project manager dari 3 sudut pandang :
1.     Tanggung Jawab yang dimiliki seorang Project Manager
2.     Tantangan yang akan dihadapi seorang Project Manager
3.     Skill yang di butuhkan seorang Project Manager

Tanggung Jawab seorang Project Manager
Tanggung Jawab seorang Project Manager terdiri dari 4 (empat) cakupan antara lain :
1.     Proyek
2.     Organisasi
3.     Tim Kerja
4.     Project Manager itu sendiri

Setiap tanggung jawab mempunyai fokus dan peran yang sedikit berbeda. Salah satu yang paling nyata adalah, tanggung jawab terhadap proyek, Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu. Ke tiga aspek itu harus dipenuhi oleh seorang Project Manager.
Seorang Project Manager juga mempunyai tanggung jawab terhadap organisasi. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi, harus mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari organisasi, dan juga kadang-kadang seorang Project Manager juga harus mengambil keputusan yang bukan yang terbaik bagi poyek tetapi terbaik buat Organisasi.
Seorang Project Manager juga harus mempunyai tanggung jawab tehadap tim kerja yang di pimpinnya. Memang tidak mudah tanggung jawab yang harus di penuhi terhadap tim kerja. Seorang Project Manager harus memberikan feedback dari hasil pekerjaan proyek jika diperlukan, memberikan perhargaan terhadap anggota tim proyek yang mempunyai prestasi yang baik, dan tantangan yang paling sulit adalah menyeimbangkan antara kepentingan anggota tim, kepentingan tim, dan kepentingan proyek.
Tanggung jawab Project Manager yang terakhir adalah tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Tanggung jawab ini tidak pernah di diskusikan di setiap buku project management, tapi ini penting, khususnya jika kamu sudah memilih project manager sebagai profesi yang kamu tekuni. Jika perusahaan mendukung karir anda sebagai proyek manager, beruntung bagi anda, dan selamat saya ucapkan !!. Jika tidak tentu ini menjadi masalah yang besar bagi anda.

Skill yang diperlukan bagi seorang Project Manager
Untuk melaksanakan tanggung jawab yang telah dijabarkan diatas, seorang project manager perlu memiliki skill yang bermacam-macam. Jadi skill dan kemampuan apa saja yang diperlukan bagi seorang Poject Manager agar bisa menjalankan proyek secara efektif?.
Gary Heerken ( 2002) mengkategorikan skill & pengetahuan yang diperlukan seorang Project Manager menjadi 4 (empat) kategori :
1.     Project Management process skill
2.     Interpersonal & behavioral skill
3.     Technology management skill
4.     Desire personal traits

Project Management Process skill
Skill Proses manajemen proyek, bisa di sebut hard skill merupakan pengetahuan dan keahlian yang berhubungan dengan mekanisme dari manajemen proyek.
Seorang Project Manager harus bisa menguasai teknik, tools manajemen proyek dan teknologi yang bisa diaplikasikan di proyek. Contohnya seorang project manager harus bisa membuat work breakdown structure, membuat network diagram, dan bisa mempersiapakan dokumen-dokumen yang diperlukan klien.

Interpersonal dan Behavioral skill
Memimpin proyek berarti mengatur dan menyelesaikan segala sesuatu melalui orang lain. Seorang Project manager harus mempunyai Interpersonal & Behavioral skill yang baik, bisanya disebut soft skill. Behavioral skill meliputi : gaya (style), Kelakuan pesonal (personnal conduct), dan pendekatan (approach).

Technology Management Skill
Banyak proyek yang melekat pada yang namanya teknologi. Teknologi menuju kepada proses dari proyek. Sebagai contoh, proses itu mencakup : pengembangan software, proses kimia, atau konstruksi komersial. Kemampuan kita mengkoordinasi proses teknologi ini sangat penting jika ingin menjadi seorang project manager. Beberapa skill manajemen teknologi yang perlu dikuasai leh seorang Project Manager yaitu :
1.     kemampuan dalam teknologi proyek
2.     Kemampuan dalam mendukung teknologi area
3.     Pengetahuan tentang industri
4.     Kemampuan dalam mempersiapkan spesifikasi teknis secara kompreshensif
5.     kemampuan dalam disain
6.     Pengetahuan produk
7.     Pengetahuan tentang proses
8.     Manajemen properti

Desired Personal Skill
Banyak studi yang meneliti korelasi antara ciri personal project manager dengan kesuksesan project manager. Walaupun hasil studi juga menunjukkan hasil yang berbeda, tetapi ada beberapa ciri yang dominan antara lain :
1.     Kejujuran dan integritas
2.     Berpikir seperti seorang generalis
3.     Toleransi terhadap sifat ambiguitas
4.     Toleransi terhadap ketidakpastian
5.     Keyakinan yang tinggi
6.     Tegas
7.     Orientasi pada proses
8.     Percaya diri/reflektif
9.     Terbuka dan mudah di akses
10.  Cerdas

Seorang project manager adalah project manger yang mempunyai kemampuan di lapangan, dan diatas kertas, kemampuan dlam memimpin tim proyek. Seorang project manager yang sukses juga harus menguasai proses manajemen proyek, kemampuan dalam mengaplikasi teknologi, mempunyai interpersonal dan behavioral skill. (Willy)


Daftar Pustaka
Kleim R.L, Ludin I.R (1998), Project Management Practitioner’s Handbooks, McGraw-Hill
Hall. E, Johnson. J (2002), Integrated Project Management, Prentice Hall
Heerkens. G (2002), Project Management, McGraw-Hill

SUMBER : http://huangcorp.wordpress.com/2008/05/03/role-of-the-project-manager/